Jika ada satu komponen yang sangat penting dalam pengoperasian komputer, maka komponen itu adalah power supply. Tanpa power supply, Komputer hanyalah sebuah kotak tidak berguna yang penuh dengan plastik dan logam.
Power Supply (juga disebut Power Supply Unit, PSU) umumnya berbentuk kotak yang terpasang tepat di dalam belakang case komputer. Jika Anda mengikuti kabel daya komputer, Anda akan menemukannya menempel pada bagian belakang power supply.
Power supply juga memiliki kipas di bagian belakang yang berfungsi untuk mengirimkan udara keluar dari belakang case komputer.
Pengertian Power Supply
Pengertian Power Supply adalah komponen yang menyuplai daya langsung ke komponen komputer lainnya yang membutuhkan daya, misalnya Motherboard, Hard Disk Drive, DVD Drive, Video Card, dan komponen komputer lainnya.
Input daya power supply berupa arus bolak-balik (alternating-current, AC) sehingga Power Supply mengubah AC menjadi arus searah (Direct Current, DC) yang dibutuhkan oleh komputer. Hal ini dilakukan karena hardware komputer hanya dapat beroperasi dengan DC.
Fungsi Power Supply
Fungsi utama power supply pada komputer adalah untuk menyediakan atau menyuplai arus listrik ke komputer. Power Supply akan menarik jumlah arus listrik yang diperlukan dan mengubah arus listrik bolak-balik (alternating-current, AC) menjadi arus listrik searah (Direct Current, DC). Power supply kemudian menyuplai DC ke komponen-komponen komputer seperti Motherboard, Hardisk, Fan, dan komponen komputer lainnya.
Power supply juga mengatur overheating (panas yang berlebih) dengan cara mengontrol tegangan (voltage), yang dapat berubah secara otomatis atau manual.
Cara Kerja Power Supply
Saat user menekan tombol Power pada komputer, maka power supply komputer akan melakukan tes dan cek sebelum menjalankan sistem komputer. Apabila tes yang dilakukan berjalan dengan baik maka power supply akan mengirimkan sinyal khusus (disebut Power Good) pada motherboard sebagai tanda bahwa sistem komputer siap dijalankan.
Setelah itu, power supply akan membagi daya sesuai dengan kapasitas yang dibutukan oleh masing-masing komponen komputer, seperti Motherboard, Hardisk/SSD, DVD Drive dan komponen komputer lainnya. Power Supply akan menyediakan daya dan menjaga agar arus listrik yang masuk pada komponen-komponen komputer tetap stabil.
Jenis-Jenis Konektor Power Supply dan Fungsinya
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, power supply memiliki banyak konektor, dan masing-masing konektor memiliki fungsi yang berbeda. Berikut beberapa jenis konektor pada power supply dan fungsinya:
1. ATX Power Connector (20 Pin + 4 Pin)
Konektor ATX 20/24 pin digunakan untuk menghubungkan power supply unit (PSU) ke motherboard. Versi lama ATX motherboard masih menggunakan konektor ATX 20 pin, namun jika kita menggunakan motherboard model terbaru makan akan membutuhkan konektor ATX 24 pin.
Konektor ini terdiri dari 2 bagian, bagian pertama terdiri dari 20 pin dan bagian kedua 4 pin. Jika kita menggunakan motherboard model baru maka gabungkan antara 20 pin + 4 pin konektornya saat dipasang ke motherboard.
2. AT Power Connector (12 Pin)
Konektor AT 12 pin digunakan untuk motherboard kelas Pentium II kebawah. Konektor yang memiliki 12 kabel ini dikelompokkan terpisah menjadi 2 bagian. Bagian pertama disebut Konektor P8 dan bagian kedua disebut P9. Masing-masing konektor memiliki 6 kabel. Untuk menghindari kesalahan dalam pemasangan, kita cukup mempertemukan konektor yang memiliki kabel hitam di tengah-tengah.
3. Molex Connector
Konektor Molex digunakan sebagai sumber tenaga untuk Hardisk dan DVD Drive. Namun terkadang sebagian produsen juga membuat fan/kipas pendingin, lampu-lampu dan asesoris lainnya menggunakan konektor ini. Konektor Molex memiliki 4 kabel yang berbeda warna, yaitu Merah, Hitan dan Kuning. Dan setiap warna memiliki sumber tegangan yang berbeda.
4. Berg Connector
Konektor Berg merupakan konektor ukuran mini dari Molex. Konektor ini khusus digunakan untuk Floppy Drive atau external audio card. Warna yang digunakan sama dengan molek konektor, yaitu Warna Kuning (+12V), Merah (+5V) dan Hitam (0V atau Ground). Karena penggunaan konektor ini jarang sekali, makanya pada setiap power supply hanya berjumlah 1, atau 2 paling banyak.
5. ATX 12V (Intel) 4 Pin Connector
Konektor ATX 12V 4 Pin kebanyakan dipakai oleh para user yang menggunakan Processor buatan Intel. Fungsi dari konektor ini adalah sebagai penyedia tenaga tambahan sebesar 12 V untuk CPU Pentium 4. Jadi pada Pentium 4 kebawah, konektor ini tidak perlu digunakan. Saat ini sebagian motherboard AMD juga menggunakan konektor ini.
6. Pin PCI-E Connector
Tidak semua PC membutuhkan Konektor PCI-E. Biasanya, user yang membutuhkan konektor ini adalah orang yang bekerja di bidang multimedia, desain grafis atau game. Hal ini disebabkan karena konektor PCI-E hanya digunakan sebagai penambah daya untuk Video Card yang menggunakan slot PCI Express.
Jadi, apabila anda berencana memasang Video Card, maka tentunya harus memiliki power supply yang mendukung untuk konektor ini.
7. SATA Power Connector
Konektor yang terakhir adalah konektor SATA. Konektor ini merupakan konektor jenis terbaru yang digunakan untuk memberi daya pada Hard Disk SATA (Serial ATA). Konektor ini disambungkan melalui konektor molex (extended).
Jenis-Jenis Power Supply
Secara umum, power supply komputer dibagi menjadi 2 Jenis, yaitu Power Supply AT dan Power Supply ATX. Dari kedua jenis power supply ini memiliki beberapa perbedaan dan fungsi.
1. Power Supply AT
Power Supply AT merupakan jenis power supply lama dan sudah jarang digunakan, bahkan sudah tidak digunakan sama sekali pada komputer model baru. Untuk Power Supply jenis AT, dalam melakukan pemasangan kabel power ke motherboard, kabel berwarna hitam pada dua konektor harus bertemu ditengah bila disatukan.
Pada power supply AT, tombol ON/OFF dihubungkan langsung dengan tombol casing. Untuk menghidupkan dan mematikan, kita harus menekan tombol power yang ada pada casing bagian depan.
Ciri-ciri Power Supply AT :
- Kabel power untuk motherboard terdiri 8 – 12 pin
- Tombol ON/OFF bersifat manual
- Daya rata-rata dibawah 250 watt
- Ketika shutdown, PC tidak otomatis mati tetapi masih harus menekan tombol power di casing
2. Power Supply ATX
Power supply jenis ATX (Advacned Technology Extended) adalah power supply yang saat ini paling banyak digunakan. Berbeda dengan power supply jenis AT yang memiliki dua kabel konektor (konektor P8 dan P9) yang terhubung ke motherboard, Kabel konektor Power Supply jenis ATX yang terhubung ke motherboard sudah menjadi satu dengan jumlah total 20 PIN sehingga lebih mudah saat dipasang.
Selain lebih praktis dan mudah dipasang, kelebihan lain dari Power Supply ATX dibandingkan jenis AT adalah pada tombol powernya. Untuk ATX 20 PIN sendiri sudah dilengkapi dengan auto shutdown yang berfungsi mematikan power supply ketika computer dimatikan. Sehingga kita tidak perlu susah payah untuk menekan tombol power seperti pada Power Supply AT.
Ciri-ciri Power Supply ATX :
- Kabel power untuk motherboard terdiri dari 20 – 24 pin
- Ketika shutdown PC akan otomatis mati
- Terdapat tambahan power SATA
- Daya lebih besar
- Efisiensi lebih baik
Jenis-Jenis Power Supply Berdasarkan Pengolahan Kabelnya
Berdasarkan pengolaan kabelnya, power supply dibagi menjadi 2, yaitu power supply non-modular dan power supply modular. Berdasarkan jumlahnya, power supply non-modular lebih banyak dijual di pasaran. Hal ini disebabkan karena kebanyakan orang lebih milih power supply non-modular karena harganya yang lebih murah.
Adapun perbedaan antara kedua power supply ini adalah pengolaan kabelnya. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar berikut.
Gambar diatas merupakan contoh power supply non-modular. Terlihat kabel dijadikan satu bundel dan keluar dari 1 lubang serta tidak bisa dilepas-pasang, jadi meskiput ada beberapa kabel yang tidak digunakan maka kabel itu akan tetap ada (tidak bisa dilepas/dicabut), kabel yang tidak digunakan ini tentunya akan menganggu dan juga akan mempengaruhi sirkulasi udara di dalam casing.
Gambar diatas merupakan contoh power supply modular, setiap kabel bisa dilepas-pasang sesuai kebutuhan. Dengan demikian, pengolaan kabel akan lebih mudah, dengan demikian kualitas sirkulasi udara di dalam casing komputer juga akan lebih baik.
Adapun kekurangan power supply modular adalah harganya yang lebih mahal dibandingkan dengan yang non-modular.